Membaca karakter orang lewat wajah

 II. Membaca karakter orang lewat wajah

 

    Jangan kira wajah seseorang dibentuk hanya untuk membuat kita sekedar bisa mengenali seseorang dan membedakannya dengan yang lain. Penelitian ilmiah yang panjang telah berhasil menemukan bahwa di setiap detail bentuk wajah seseorang , tersirat "sesuatu" yang menjadi gambaran umum dari karakter seseorang. Pada wajah tersebutlah ada banyak hal yang bisa diceritakan mengenai watak dan karakter dasar si pemilik wajah. Oleh karena itu, dalam ilmu membaca kepribadian, wajah menjadi media yang efektif untuk menilai bagaimana kepribadian seseorang. 

    Diantara bagian anggota tubuh, wajah sering menjadi pusat perhatian pertama ketika kita meihat seseorang. Oleh karena itu, dan Anda sedang berusaha membaca karakter seseorang, dan Anda memperhaita metikan wajah lawan bicara Anda, mereka tak akan merasa terlalu risi. Memperhatikan wajah lawan bicara bahkan menjadi perwujudan dari sopan santun dan menunjukan bahwa kita memang betul-betul memperhatikan lawan bicara kita. Berbeda bila Anda mengamati anggota tubuhnya yang lain dengan seksama. Mereka mungkin akan mengira bahwa Anda sedang berpikiran buruk terhadapnya, bukan?

    Dengan demikian, ilmu membaca wajah hampir tak pernah dilewatkan dalam setiap pembelajaran seni membaca karakter orang lain. Berikut ada beberapa bagian wajah yang sering dijadikan patokan dalam membaca karakter sekaligus memahami karakter yang dimiliki seseorang. Pada uraian kali ini, rambut juga disertakan sebagai bagian dari wajah karena letaknya yang memang dekat dengan wajah.

1. Karakter orang menurut bentuk wajah dan dahi

    Wajah adalah bentuk yang paling tegas dari kepala seseorang. Ada berbagai bentuk wajah dengan ukuran yang berbeda. Beberapa kecil dan manis, beberapa yang lain lebar. Wajah ini bisa kita amati dengan cukup mudah. Biasanya, penilaian seperti bentuk dan ukuran wajah seseorang akan lebih mudah bila dinilai oleh orang lain, meskipun si pemilik wajah sendiri tidak merasa demikian Bentuk wajah inilah yang menjadi cerminan yang menunjukan karakter dominan dari seseorang menjadi gambaran karakter asli seseorang.

    Operasi plastik tidak akan bisa mengubah kepribadian seseorang. Banyak orang yang telah melakukan operasi plastik pada wajahnya. Namun, karakter dasarnya tetaplah sama. Walau demikian, operasi plastik yang mengubah bentuk dasar wajah seseorang itu memang sering membuat kita bingung untuk menilai siapakah dia sebenarnya dan seperti apa karakternya. Perubahan wajah seperti itu sering kali mengirimkan pesan yang membingungkan bagi orang yang bertugas membaca wajah. Namun, bagaimanapun, Anda juga akan tahau gambaran karakter asli orang tersebut. Beruntungnya, kebanyakan orang Indonesia masih merasa tabu untuk melakukan operasi plastik paada wajah mereka. Setidaknya, hal ini melegakan karena berarti orang-orang di sekitar Anda kemungkinan besar masih memiliki wajah aslinya. 


    Karakter wajah yang lebar dan sempit pada dasarnya menentukan bagaimana tingkat kepercayaan diri seseorang. Orang dengan wajah yang lebar, artinya ia punya rasa percaya diri yang tinggi. Wajah seseorang yang lebar diukur dari perbandingan antara panjang dari jarak terluar ujung alis kiri hingga kanan, terhadap tinggi wajah dari dagu hingga lekukan dahi. Jika jarak horizontal lebih panjang, artinya wajah Anda lebar. Semakin lebar wajahnya, semakin tinggi pula rasa percaya diri yang ada pada dirinya.

    Orang dengan wajah lebar yang cukup terkenal di antaranya Winston Churchill, Pervez Musharraf, Colin Powell, William Hague, Hillary Clinton, Margareth Thatcher, Saddam Hussein, Edward Kannedy, dan Boris Yeltsin. Yang perlu ditekankan dari rasa percaya diri yang dimaksud di sini adalah terkait perasaan. Kepercayaan diri di sini bukan yang timbul dari kesadaran intelektual atas potensi seseorang, melainkan yang berasal dari perasaan. Rasa percaya diri bawaan ini menjadi perasaan dasar yang dimiliki oleh seseorang, terlepas dari apa pun kemampuan dan keahliannya.

    Seseorang dengan wajah lebar selalu merasa optimis dan yakin akan kemampuan dasarnya dalam menghadapi aneka tantangan dalam kehidupan. Ketika harus menghadapi situasi yang penuh dengan tantangan, ia seolah merasa mampu mengatasi apa pun. Ia bahkan tidak mencemaskan apakah ia telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup atau tidak. Secara naluriah, ia yakin bahwa dirinya cukup cerdas untuk mengatasi apa pun. Namun, ketika dihadapkan pada kegagalan, ia akan bertanya-tanya sendiri apa gerangan yang membuat ia gagal.

    Terkadang, sikap percaya diri yang terlampau tinggi akan sangat menyulitkannya ketika ia dihadapkan pada tantangan dan tanggung jawab yang teramat besar. Sebesar apa pun tantangannya, mereka cenderung yakin akan mampu mengatasinya. Ia bahkan lebih sering mengandalkan dirinya sendiri pada hampir segala situasi.

    Sayangnya, kepercayaan diri hanyalah keyakinan yang ada di dalam perasaanya. Ia sering kali lupa bahwa ada di dalam perasaannya. Ia sering kali lupa bahwa ada kemungkinan ia akan gagal karena tidak memiliki cukup pengalaman atau informasi untuk menjalankan suatu hal yang baru dan sangat besar baginya. Orang-orang seperti itu sangat menikmati peran sebagai tokoh utama dalam kisah kehidupan siapa pun. Sulit bagi mereka bekerja dibelakang layar atau sekedar memainkan peran pembantu. Nagaimana tidak, ia sendiri yakin bahwa ia berkemampuan, dan sayang sekali kalau kemampuannya tidak dimanfaaatkan.


    Orang yang memiliki wajah sempit menunjukkan karakter yang berkebalikan dengan orang yang memiliki wajah lebar. Orang dengan wajah sempit adalah ketika jarak horizontal antara kedua ujung terluar alisnya lebih pendek ketimbang jarak horizontal ujung dagu sampai lekukan dahinya. Tokoh populer dengan wajah sempit, antara lain Jhon Lennon, Elizabeth, Hurley, dan Abraham Lincoln.

    Orang-orang ini adalah orang yang pada dasarnya memiliki rasa percaya diri yang minim. Lagi-lagi, rasa percaya diri yang dimaksud mengarah pada perasaan dan karakter dasarnya. Artinya, dia bisa saja tampil seolah mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Namun, orang dengan wajah sempit akan membutuh kan waktu ekstra untuk memupuk rasa percaya dirinya tersebut. Ia baru bisa membangun rasa percaya diri ketika mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang dirasanya cukup.

    Jadi, sebelum melakukan hal-hal baru, Ia akan belajar kembali. Ia akan terus-menerus belajar hingga merasa yakin bahwa ia telah mengantongi cukup informasi dan pengalaman untuk menjalankan sesuatu yang baru. Secara sederhana, rasa percaya dirinya harus dibangun melalui persiapan yang matang. Tanpa persiapan yang matang, rasa percaya dirinya tidak akan tumbuh. Bisa jadi, keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri pun akan hancur.

    Sebagai gambaran, seseorang dokter ahli bedah brilian yang terkemuka diminta presentasi di depan para dokter ahli bedah utama di sebuah rumah sakit ternama secara mendadak, Sang dokter ahli bedah brilian ini memiliki karakter wajah yang sempit. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisa ditebak seperti apa karakternya, bukan? Karena permintaan presentasi ini dilakukan secara mendadak, hanya satu jam sebelum acara dimulai, rasa percaya diri pun jatuh. Hasilnya, sepanjang menyampaikan presentasinya, ia tergagap dan ketakutan.

    Sesuatu yang ada di pikirannya hanyalah, "Saya belum siap. Seandainya saya punya kesempatan waktu untuk mempersiapkan materi lebih dulu, pasti presentasinya akan sukses."Sedari awal memulai presentasinya akan sukses." Sedari awal memulai presentasinya, pikirannya dipenuhi dengan keraguan. Ia ragu apakah ia mampu memuaskan kelompok pendengarannya tersebut. Karena pikiran ini terus menghantui, presentasinya pun jadi benar-benar berantakan.

    Dengan demikian, bila Anda meminta seseorang dengan wajah sempit untuk melakukan suatu pekerjaan secara mendadak, coba besarkan dulu rasa percaya dirinya. Kata-kata seperti, "Ini memang hal baru bagimu. Namun, kamu sudah andal dan menguasai materinya. Lagi pula, ada seseorang yang akan membantumu menyiapkan presentasi."Dengan demikian, hasilnya mungkin akan berbeda. Kata-kata itulah yang akan ikut menggenjot keyakinan pada dirinya sendiri.

    Orang-orang dengan wajah sempit selalu membutuhkan pelatihan yang cukup sebelum ia siap memasuki situasi atau pekerjaan baru. Ketika merasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup, ia baru bisa merasa nyaman. Masalah yang sering muncul bagi orang-orang berwajah sempit  adalah ketika ia dibesarkan pada lingkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan harga dirinya. Harga dirinya bisa terlampau rendah sehingga ia akan merasa takut untuk melangkah. Oleh karena itu, mereka akan membutuhkan lebih banyak waktu hanya untuk membuat dirinya yakin akan kemampuan dirinya sendiri. Ketimbang harus menghadapi tantangan, baginya lebih baik tetap tenggelam oleh situasi atau tugas yang sudah biasa ia lakukan. Ia cenderung lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah lama dan sudah akrab dengan dirinya ketimbang harus memasuki situasi baru.

    Sisi baiknya, orang-orang dengan wajah sempit akan dengan senang hati mundur dan belajar dari orang lain ketika dirinya merasa belum siap akan suatu tugas tertentu. Ia cukup tanggap dalam mengevaluasi situasi yang ada. Ia sadar betul akan kekurangan dirinya. Oleh karena itu, ia akan berusaha lebih keras untuk membuat dirinya lebih mampu dan layak. Ketika sudah mempunyai bekal pengetahuan yang cukp, baru ia akan menjadi sangat percaya diri.

 


    Bentuk dahi yang oval atau lonjong menunjukkan karakter umum pemiliknya yang cenderung suka memelihara dan mempertahankan sesuatu. Untuk menentukan apakah dahi Anda oval atau kotak, bisa Anda lakukan dengan mengukurnya menggunakan jari telunjuk. Letakan jari telunjuk Anda secara vertikal dari ujung alis kanan hingga kiri. Perhatikan apakah bagian tengah dahi Anda lebih lebar ketimbang bagian tepinya. Jika bagian tengah jarak vertikalnya lebih panjang, artinya dahi Anda oval atau lonjong. Tokoh populer yang mempunyai dahi oval contohnya, Andrew Lloyd Weber, Madonna, Jhon McEnroe, dan Jhon CLeese. Seseorang yang mempunyai bentuk dahi oval punya kecenderungan untuk memelihara apa yang telah mereka miliki. ia adalah orang-orang yang senang berpegang teguh terhadap sesuatu yang telah ada, dengan maksud berjaga-jaga. Mungkin saja, suatu saat nanti hal tersebut akan dibutuhkan kembali. Hal itu berlaku pada hampir segala hal. Ia akan sulit melepaskan sesuatu, sekalipun itu benda yang mungkin bagi orang lain tidak berharga. Ia akan menyimpan benda-benda kecil, termasuk potongan kayu, sekrup bekas, surat kabar lama, dan lainnya dalam jangka waktu yang panjang. Orang dengan karakter lain mungkin akan mengira bahwa barang-barang tersebut hanyalah "sampah" yang tak bernilai. Namun, bagi orang dengan dahi oval ini, barang-barang tersebut masih memberikan "nilai" tersendiri.
    Kalau sampah saja dipelihara, sudah barang tentu ia juga akan memelihara hal-hal yang dianggapnya teramat penting lainnya. Tipe pemelihara ini sangat mahir dalam menjaga relasinya dengan klien dan kawan-kawannya. Ia akan sangat senang mengadakan reuni, memperbaiki perabot-perabot lama, mengatur ulang perabotan, merenovasi rumah, arisan, dan sebagainya. Intinya, ia sangat senang "mengurus" segala hal. Baginya, berada di zona nyaman adalah segalanya, dan rumah adalah hal terpenting dalam mewujudkan zona nyaman tersebut.

    

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa harus membaca karakter orang lain